Prosesi atau ritual Penyucian (Tempat yang sudah disucikan khusus untuk pembuatan sarana jajanan sekar catur red) ini sangat disakralkan. Seperti apa?
WAYAN Putra, Amlapura
KEUNIKAN Proses Mineh sendiri adalah terletak pada pengambilan air susu lembu untuk campuran Sekar Catur. Prosesi ini dipuput Ida Pendanda Istri Ngurah dari Geria Duda.
Sementara yang ikut ngayah Mineh atau mengambil susu lembu adalah Ide Pendanda Istri Rai Taman dari Geria Taman, Pegubungan.
Selain itu, hadir juga Ida Pedanda Istri Jelantik yang mengoordinir pengayah di Penyucian. Kegiatan ini dilakukan Senin (10/2) kemarin pukul 10.00 wita di Penyucian di Pura Puseh Desa Adat Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem.
Sebelum diambil susunya, lembu atau sapi putih ini dilakukan berbagai prosesi. Di antaranya dimandikan, kemudian dipasang busana putih kuning.
Ini dilakukan di Jaba Pura Puseh Desa Adat Geriana Kangin. Kemudian lembu tersebut digiring masuk ke Penyucian. Tampak beberapa orang Jro Mangku ikut ngayah dalam prosesi tersebut.
Tiba di Penyucian dilakukan pembersihan secara niskala terhadap lembu tersebut. Di antaranya di otonin dan yang lainya.
Usai prosesi tersebut barulah susu dan yang lainya di ambil untuk kepentingan upacara. Lembu sendiri sesuai dengan kepercayaan Agama Hindu adalah binatang yang sangat disucikan.
Lembu dipercaya jadi kendaraan Dewa Siwa atau Mahadewa. Ritual Mineh sendiri hanya dilakukan saat akan upacara Karya Agung seperti ini.
Usai Mineh, lembu tersebut dikembalikan ke yang punya. Sore kamarin juga dilakukan ritual mendak Isepan atau Tebu.
Mendak isepan dilakukan dari Pura Penimpenan menuju Pura Puseh Geriana Kangin. Mendak Isepan sendiri hampir sama maknanya, karena Isepan ini juga akan dijadikan gula untuk campuran jajanan guna piranti sekar catur dan yang lainnya.
Mendek isepan dilakukan dengan berjalan kaki sekitar 1 km. Menurut Bendesa Adat Geriana Kangin Jro Ketut Yasa yang juga Ketua Panpel Karya, ritual ini merupakan salah satu ritual sakral.
“Mineh termasuk ritual yang disakralkan,” ujar Jro Ketut yasa. Karenanya dilakukan di Penyucian. Sementara untuk masuk ke Penyucian tidak sembarangan orang bisa masuk.
Yang tidak bisa masuk di antaranya orang yang cacat, sakit dan yang cuntaka atau sedang datang bulan.
Sementara di Penyucian juga tidak boleh berkata-kata kasar bahkan untuk meludah juga tidak boleh termasuk mengantuk.
“Kalau memang merasa ngantuk segera keluar dari Penyucian. Sementara semua pengayah disana wajib menggunakan ikat kepala dari kain putih atau janur untuk yang perempuan,” bebernya.
Sebelumnya juga telah dilakukan prosesi Ngunggahan Sunari dan Ngingsah atau mencuci beras untuk jajanan catur. (*)
(rb/tra/mus/JPR)
"susu" - Google Berita
February 11, 2020 at 05:45AM
https://ift.tt/2SCp5Ci
Ritual Sakral Mengambil Air Susu Lembu untuk Campuran Sanganan Catur - Jawa Pos
"susu" - Google Berita
https://ift.tt/2M1UM5W
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ritual Sakral Mengambil Air Susu Lembu untuk Campuran Sanganan Catur - Jawa Pos"
Post a Comment