Search

Perjalanan Panjang Segelas Susu Segar - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com

MALANG, KOMPAS.com - Di balik segelas susu segar yang tersaji di meja, terdapat proses panjang mulai dari perawatan sapi, pemerahan, hingga proses produksi untuk menjaga agar nutrisi dalam susu tidak rusak.

Menghasilkan susu segar berkualitas diawali dengan menjaga sapi tetap terawat dan bahagia. Lho, bahagia?

Jika ada waktu, main-main lah ke peternakan sapi terintegrasi milik Greenfields Indonesia, tepatnya di Desa Babadan, Malang, Jawa Timur, untuk melihat prosesnya.

Di sana terdapat ribuan sapi jenis Holstein dan Jersey, baik sapi dewasa maupun anak yang diimpor dari Australia dan dikembangbiakkan secara lokal.

Sapi yang terawat dan bahagia akan menghasilkan susu berkualitas. Setiap sapi di peternakan Greenfields bisa menghasilkan rata-rata 32,4 liter per hari.

Head of Farm 1 PT Greenfields Indonesia, Hani Yudayan menjelaskan, perawatan termasuk membersihkan kandang dan mengganti pakan tiga kali sehari.

Sapi juga dimanjakan dengan berbagai pakan bernutrisi mencapai 43 kg setiap harinya.

Baca juga: Mengapa Susu Segar Lebih Berkualitas daripada Susu Bubuk

Sapi di Peternakan Greenfields di Desa Babadan, Malang.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Sapi di Peternakan Greenfields di Desa Babadan, Malang.

Menurut Hani, sapi-sapi di peternakan Greenfields bak diberi fasilitas hotel bintang 5 yang sangat nyaman dengan tempat tidur dari pasir lembut untuk mencegah berkembang biaknya kuman.

Demi menjaga higienitas, badan sapi juga harus dipastikan bersih sebelum tidur di atas pasir.

"Kenapa pasir? Agar dapat mengikuti bentuk tubuh sapi," ujarnya.

Meski peternakan sudah berada di ketinggian 1.200 mdpl dan memiliki suhu 15-22 derajat Celcius, namun Greenfields tetap memastikan kenyamanan sapi dengan menyertakan sejumlah kipas di kandang.

Baca juga: Sapi Sehat Harus Rajin Pedicure

Kipas berkecepatan angin 3-5 meter/detik dioperasikan selama 24 jam untuk menyedot aliran udara segar dan mengambil sisa amonia keluar. Selain menjaga kandang tetap sejuk, cara ini juga dilakukan agar tidak ada lalat di sekitar sapi.

"Lalat membawa banyak penyakit. Sapi bisa tidur karena tidak ada lalat juga," sambung Hani.

Sapi di sana juga menjalani perawatan kuku kaki atau "pedicure" secara berkala untuk mencegah infeksi di celah kukunya yang berbelah.

Hani menyebutkan, pada prinsipnya peternakan Greenfields wajib memenuhi lima kesejahteraan hewan. Lima poin tersebjt adalah hewan bebas dari lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas rasa sakit, bebas beraktivitas, dan bisa mengekspresikan kegiatannya.

Sapi yang terawat dengan baik ternyata juga memiliki perilaku yang berbeda.

Menurut Hani, sapi yang merasa memiliki hubungan baik dengan perawatnya dan merasa sudah dirawat dengan baik tidak akan terlihat ketakutan ketika berada di sekitar manusia. Sapi-sapi tersebut juga cenderung memiliki rambut yang sehat dan berkilau.

"Kalau mereka enggak takut berarti perawatannya benar," ungkap Hani.

Sapi-sapi berada di tempat pemerahan di Peternakan Greenfields di Desa Babadan, Malang.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Sapi-sapi berada di tempat pemerahan di Peternakan Greenfields di Desa Babadan, Malang.

Perahan

Pemandangan menarik lainnya terlihat di tempat pemerahan. Dengan tertib, sapi-sapi tersebut berjalan dari kandangnya menuju tempat pemerahan. Tanpa digiring satu per satu, mereka berbaris sendiri menuju bilik tempat alat perah dan berjalan ke luar dari tempat perah setelah selesai. Sangat tertib!

Susu hasil perahan kemudian akan dibawa ke pabrik pengolahan menggunakan truk dengan isolasi untuk menjaga temperaturnya.

Head of Dairy Manufacturing - SEA, PT Greenfields Indonesia, Darmanto Setyawan mengatakan, distribusi yang baik dengan suhu yang terjaga sangat menentukan kualitas susu yang akan diolah.

"Salah satu faktor kualitas susu juga dipengaruhi cemaran mikroorganisme," ungkapnya.

Baca juga: Susu Rendah Lemak Mampu Memperlambat Penuaan

Susu kemudian dipindahkan untuk diproses oleh mesin. Dalam sehari, Greenfields bisa menghasilkan sekitar 150-180 ton susu dan produk olahan susu per harinya.

Susu kemudian diolah sesuai dengan peruntukannya masing-masing, seperti keju dan yogurt, sebelum kemudian dilakukan pengemasan dan pengepakan.

Pengepakan juga dilakukan secara otomatis menggunakan mesin dengan efisiensi tinggi dan siap diedarkan.

Simpan susu dengan benar

Susu segar memang tak memiliki masa konsumsi yang sama panjangnya seperti susu bubuk. Susu segar yang telah melalui proses pasteurisasi bisa mengalami kadaluwarsa sekitar 40 hari setelah pengemasan.

Jika kemasan sudah dibuka, usahakan susu segera dihabiskan. Namun jika tidak, susu wajib langsung disimpan di dalam kulkas dengan suhu rendah supaya tidak cepat rusak.

Ilmuwan nutrisi, Dr. Matthew Lantz Blaylock, PhD, menyarankan agar susu yang sudah dibuka kemudian ditutup kembali dengan rapi dan disimpan dikulkas seharusnya tidak cepat basi serta bisa bertahan cukup lama.

"Bisa sampai satu minggu. Kalau sudah dituang, langsung masukkan ke dalam lemari es. Jangan didiamkan lama seperti satu jam di luar," ungkapnya.

Membiarkan susu yang sudah terbuka kemasannya di luar kulkas bisa membuat bakteri berkembang biak. Itulah mengapa susu kerap terasa asam ketika ditaruh terlalu lama di luar kulkas.

"Rasa akan berbeda dan lebih asam. Kalau rasa sudah berubah sebaiknya tidak dikonsumsi lagi," kata Matthew.

Let's block ads! (Why?)



"susu" - Google Berita
February 25, 2020 at 09:57AM
https://ift.tt/2Pjdck0

Perjalanan Panjang Segelas Susu Segar - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com
"susu" - Google Berita
https://ift.tt/2M1UM5W

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perjalanan Panjang Segelas Susu Segar - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com"

Post a Comment


Powered by Blogger.