SURYA.co.id | PASURUAN - Di sektor pertanian, Desa Wisata Kalipucang dikenal sebagai penghasil kopi dan cengkeh. Di sektor peternakan, Kalipucang dikenal sebagai penghasil susu sapi perah.
Bahkan, Kalipucang memiliki sejarah panjang tentang susu. Di zaman dulu, penjualan susu dari sapi perah menjadi salah satu sumber utama penghasilan masyarakat desa.
"Susu Kalipucang memiliki sejarah yang panjang sekali," kata warga setempat, Yamin.
• Segudang Potensi di Desa Wisata Kalipucang Pasuruan, Warga Kelola Ragam Wisata Alam Hingga Edukasi
Yamin menuturkan sejarah susu perah di Kalipucang dimulai pada 1911 atau bersamaan dengan masuknya Belanda ke wilayah Nongkojajar, masuk Kecamatan Tutur.
Kala itu, kata dia, para penjajah kebingungan mencukupi kebutuhan susu di warga koloni yang sangat tinggi.
Atas dasar itu, lanjut Yamin, para pimpinan Belanda yang bertugas di Nongkojajar mendatangkan sapi perah dari negaranya.
“Belanda merupakan salah satu dari lima negara dengan tingkat konsumsi tertinggi di dunia. Mereka membawa sapi dari sana dikembangkan di sini," kata Yamin, menirukan cerita neneknya.
Seketika itu, kebutuhan susu bagi orang-orang Belanda di sini tercukupi.
Saat itu, warga pribumi, dipaksa Belanda untuk beternak sapi perah dan mengikuti kemauan kolonial Pemerintahan Belanda.
Hasil perahan susu tersebut diantar dengan jalan kaki atau diangkut kuda menuju benteng dan disetorkan ke Belanda.
"susu" - Google Berita
November 11, 2019 at 05:24PM
https://ift.tt/2q4IZvJ
Raih Predikat 'Kampung Susu', Desa Wisata Kalipucang Pasuruan Terus Kembangkan Konsep Wisata Edukasi - Surya
"susu" - Google Berita
https://ift.tt/2M1UM5W
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Raih Predikat 'Kampung Susu', Desa Wisata Kalipucang Pasuruan Terus Kembangkan Konsep Wisata Edukasi - Surya"
Post a Comment